BATAM, SUARAMANDIRIPOS.id – Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Mochamad Mustofa mengakui angka pengangguran di Kota Batam masih cukup tinggi. Hal itu tidak terlepas dari minimnya investasi yang masuk dan tingginya usia kerja di Batam. Tidak hanya itu, Kota Batam masih menjadi daya tarik masyarakat dari daerah luar untuk mencari kerja di Batam sehingga terjadinya penumpukan angka pengangguran di Kota Batam.
Selain itu, jumlah pengangguran yang meningkat di Batam karena faktor pandemi Covid-19 hingga saat ini. Terutama di sektor perhotelan yang memilih menutup operasionalnya akibat tidak adanya tamu.
“Manufacturing ada beberapa yang kolaps seperti di Batamindo. Tapi, ada juga beberapa yang masih menerima karyawan. Tapi yang paling merasa dampak dari Covid ini adalah perhotelan. Berapa persen tenaga kerjanya itu dan beberapa yang kita tangani, akhirnya tutup semuanya. Termasuk restoran. Apalagi dengan adanya PPKM kemarin semua mal tutup,” katanya.
Dengan jumlah pengangguran yang tinggi saat ini, tentunya harus menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah. Walikota yang juga sebagai Kepala BP Batam harus bekerja keras untuk menarik investasi masuk ke Batam. Baik itu investasi dalam bidang manufacturing, pariwisata dan sebagainya.
“Dengan investasi masuk, secara otomatis pengangguran itu akan terserap,” ujarnya.
Mengenai dengan Balai Latihan Kerja (BLK), Mustofa mengakui jika saat ini di Kota Batam belum mempunyai BLK. Namun kata Mustofa, hampir Rp 15 miliar yang dianggarkan untuk kegiatan pelatihan kerja yang digawangi oleh Disnaker Kota Batam. Pelatihan kerja tersebut diakui Mustofa berjalan, akan tetapi masyarakat yang ikut pelatihan kerja itu belum mampu diserap dengan lapangan kerja yang tersedia.
“Jadi ini yang perlu menjadi PR dari Disnaker dan pemerintah daerah bahwa dia harus melakukan pelatihan yang up to date. Pelatihan yang tidak up to date jangan dilanjutkan, kan buang uang saja,” tegasnya.
Kemudian, ia juga menyoroti dana untuk kegiatan pelatihan kerja tersebut berasal dari Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dengan tujuan agar tenaga kerja Indonesia dapat menggantikan tenaga kerja asing. Artinya, jika dana IMTA tinggi, maka tenaga asing di Kota Batam juga masih banyak.
“Jadi kalau IMTA kita tinggi, berarti selama ini kita gagal. Bahwa masih banyak tenaga kerja asing yang masih banyak di Batam. Maka itu harus rendah dan yang dilatih kemarin harus terserap,” imbuhnya.
Redaksi : JASNIWATI
Sumber : Btmpos.co.id
Discussion about this post